Gelandang anyar Persib asal Singapura, Muhammad Shahril bin Ishak, akhirnya bisa berlaga memperkuat Persib melawan Deltras Sidoarjo, Sabtu (2/10) mendatang. Persoalan administrasi dengan klub lamanya dan syarat administrasi yang diminta PT Liga Indonesia sudah seluruhnya terpenuhi.
Menurut asisten pelatih Persib, Robby Darwis, dengan hadirnya Shahril akan semakin memperkuat skuad Persib menghadapi tim promosi, Deltras, yang secara mengejutkan mengalahkan juara bertahan Piala Indonesia, Siriwjaya FC 3-1, Rabu (29/9) sore.
Shahril sendiri sudah mulai gabung latihan dengan skuad Persib sore tadi, setelah beberapa hari terakhir harus mengurusi masalah administrasi dengan tim lamanya di Singapura. Shahril ngotot untuk segera berkostum Persib karena ingin merasakan atmosfer sepak bola Indonesia yang jauh lebih ketat di bandingkan Liga Singapura.
Kepindahan Shahril dari klub lamanya ke Persib memang cukup mengagetkan. Saat itu Shahril berani memutuskan kontrak yang masih tersisa tiga bulan dengan Home United Singapura. Shahril memang berani melakukan itu karena kompetisi Liga Indonesia sudah bergulir sementara Liga Singapura sudah selesai seminggu lalu.
Ketika Persib melakoni laga perdana melawan Persela, PT Liga Indonesia tidak mengizinkan Shahril memperkuat Persib karena Persib harus menyelesaikan dulu urusan administrasi dengan Home United.
"Kemungkinan besar Shahril sudah bisa bermain melawan Deltras. Masalah administrasi sudah diselesaikannya. Mudah-mudahan tak ada persoalan lagi untuk menurunkan Shahril nanti," kata Robby, seusai memimpin latihan di Sidoarjo, Rabu (29/9) sore.
Kamis, 30 September 2010
Jovo Tampak Semangat Pimpin Latihan
Tim Persib Bandung kembali menggelar latihan di Lapangan SSB Garuda, Deso Lebo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (30/9) pagi. Latihan ini untuk mempersiapkan tim pada pertandingan kedua melawan Deltras Sidoarjo pada Liga Super Indonesia, Sabtu (2/10) malam.
Latihan dipimpin langsung pelatih Kepala Jovo Cuckovic didampingi asisten pelatih Robby Darwis. Latihan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 09.00. Sebelumnya, Jovo melakukan penandatangan kontrak dengan manajemen Persib di The Sun Hotel tempat tim menginap, Rabu (29/9) malam.
Setelah melakukan pemanasan dengan mengelilingi lapangan dan pemanasan otot, para pemain berlatih bekerja sama dalam mengumpan bola umpan pendek dan lambung.
Dalam pantauan Tribun, pelatih Jovo terlihat bersemangat dengan mengatur strategi pemain dan memberikan instruksi.
Latihan dipimpin langsung pelatih Kepala Jovo Cuckovic didampingi asisten pelatih Robby Darwis. Latihan dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 09.00. Sebelumnya, Jovo melakukan penandatangan kontrak dengan manajemen Persib di The Sun Hotel tempat tim menginap, Rabu (29/9) malam.
Setelah melakukan pemanasan dengan mengelilingi lapangan dan pemanasan otot, para pemain berlatih bekerja sama dalam mengumpan bola umpan pendek dan lambung.
Dalam pantauan Tribun, pelatih Jovo terlihat bersemangat dengan mengatur strategi pemain dan memberikan instruksi.
Rabu, 29 September 2010
"Belum Puas"
ADA lima pemain yang memulai debut resminya bersama Persib Bandung pada saat menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya Lamongan, Selasa (28/9). Kelima pemain tersebut adalah Isnan Ali, Baihakki Bin Khaizan, Pablo Alejandro Frances (starter), Jejen Zaenal Abidin, dan Rachmat Afandi (pengganti).
Dari kelima debutan tersebut, kehadiran Jejen di lapangan cukup memberikan arti penting buat permainan Persib di babak kedua. Gelandang kelahiran Bandung, 17 Desember 1987 ini diturunkan pelatih Jovo Cuckovic menggantikan Siswanto di awal babak kedua. Jejen ditempatkan di posisi sayap kanan, bertukar tempat dengan Atep yang pindah ke sebelah kiri.
Jejen yang memang memiliki kecepatan mampu menjalankan instruksi pelaih dengan baik. Setidaknya, tusukan-tusukan dari sayap kanan yang di babak pertama sama sekali tidak bisa dilakukan Atep bisa dilakukan Jejen. Hasilnya, sebuah gol balasan yang diciptakan Gonzales juga berasal dari sektor kanan, meski assist datang dari Eka Ramdani.
Meski penampilannya dinilai cukup memberikan kontribusi terhadap permainan Persib, secara pribadi Jejen mengaku belum puas. "Ini memang pertandingan debut resmi saya bersama Persib. Meski akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan dan membawa pulang satu poin, secara pribadi saya belum puas dengan performa saya," kata gelandang yang musim lalu tampil bersama Persikabo Kab. Bogor di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonsia (LI) ini.
Sebagai pemain muda, perasaan tidak cepat puas diri ini patut diacungi jempol. Memang, seperti itulah harusnya sikap pemain muda yang sedang membangun prestasi dan jati diri. "Orang boleh menilai apa pun tentang saya, tapi saya masih harus terus bekerja keras memperbaiki permainan saya. Sekali lagi, saya belum puas dengan penampilan saya," kata gelandang yang sepanjang hidupnya tak pernah makan nasi ini.
Oke, apa pun kata Jejen, waktu 45 menit pada penampilan perdananya bersama "Maung Bandung" bisa menjadi bekal percaya diri untuknya. (endan suhendra/"GM")**
Dari kelima debutan tersebut, kehadiran Jejen di lapangan cukup memberikan arti penting buat permainan Persib di babak kedua. Gelandang kelahiran Bandung, 17 Desember 1987 ini diturunkan pelatih Jovo Cuckovic menggantikan Siswanto di awal babak kedua. Jejen ditempatkan di posisi sayap kanan, bertukar tempat dengan Atep yang pindah ke sebelah kiri.
Jejen yang memang memiliki kecepatan mampu menjalankan instruksi pelaih dengan baik. Setidaknya, tusukan-tusukan dari sayap kanan yang di babak pertama sama sekali tidak bisa dilakukan Atep bisa dilakukan Jejen. Hasilnya, sebuah gol balasan yang diciptakan Gonzales juga berasal dari sektor kanan, meski assist datang dari Eka Ramdani.
Meski penampilannya dinilai cukup memberikan kontribusi terhadap permainan Persib, secara pribadi Jejen mengaku belum puas. "Ini memang pertandingan debut resmi saya bersama Persib. Meski akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan dan membawa pulang satu poin, secara pribadi saya belum puas dengan performa saya," kata gelandang yang musim lalu tampil bersama Persikabo Kab. Bogor di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonsia (LI) ini.
Sebagai pemain muda, perasaan tidak cepat puas diri ini patut diacungi jempol. Memang, seperti itulah harusnya sikap pemain muda yang sedang membangun prestasi dan jati diri. "Orang boleh menilai apa pun tentang saya, tapi saya masih harus terus bekerja keras memperbaiki permainan saya. Sekali lagi, saya belum puas dengan penampilan saya," kata gelandang yang sepanjang hidupnya tak pernah makan nasi ini.
Oke, apa pun kata Jejen, waktu 45 menit pada penampilan perdananya bersama "Maung Bandung" bisa menjadi bekal percaya diri untuknya. (endan suhendra/"GM")**
"Belum Puas"
ADA lima pemain yang memulai debut resminya bersama Persib Bandung pada saat menghadapi Persela Lamongan di Stadion Surajaya Lamongan, Selasa (28/9). Kelima pemain tersebut adalah Isnan Ali, Baihakki Bin Khaizan, Pablo Alejandro Frances (starter), Jejen Zaenal Abidin, dan Rachmat Afandi (pengganti).
Dari kelima debutan tersebut, kehadiran Jejen di lapangan cukup memberikan arti penting buat permainan Persib di babak kedua. Gelandang kelahiran Bandung, 17 Desember 1987 ini diturunkan pelatih Jovo Cuckovic menggantikan Siswanto di awal babak kedua. Jejen ditempatkan di posisi sayap kanan, bertukar tempat dengan Atep yang pindah ke sebelah kiri.
Jejen yang memang memiliki kecepatan mampu menjalankan instruksi pelaih dengan baik. Setidaknya, tusukan-tusukan dari sayap kanan yang di babak pertama sama sekali tidak bisa dilakukan Atep bisa dilakukan Jejen. Hasilnya, sebuah gol balasan yang diciptakan Gonzales juga berasal dari sektor kanan, meski assist datang dari Eka Ramdani.
Meski penampilannya dinilai cukup memberikan kontribusi terhadap permainan Persib, secara pribadi Jejen mengaku belum puas. "Ini memang pertandingan debut resmi saya bersama Persib. Meski akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan dan membawa pulang satu poin, secara pribadi saya belum puas dengan performa saya," kata gelandang yang musim lalu tampil bersama Persikabo Kab. Bogor di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonsia (LI) ini.
Sebagai pemain muda, perasaan tidak cepat puas diri ini patut diacungi jempol. Memang, seperti itulah harusnya sikap pemain muda yang sedang membangun prestasi dan jati diri. "Orang boleh menilai apa pun tentang saya, tapi saya masih harus terus bekerja keras memperbaiki permainan saya. Sekali lagi, saya belum puas dengan penampilan saya," kata gelandang yang sepanjang hidupnya tak pernah makan nasi ini.
Oke, apa pun kata Jejen, waktu 45 menit pada penampilan perdananya bersama "Maung Bandung" bisa menjadi bekal percaya diri untuknya. (endan suhendra/"GM")**
Dari kelima debutan tersebut, kehadiran Jejen di lapangan cukup memberikan arti penting buat permainan Persib di babak kedua. Gelandang kelahiran Bandung, 17 Desember 1987 ini diturunkan pelatih Jovo Cuckovic menggantikan Siswanto di awal babak kedua. Jejen ditempatkan di posisi sayap kanan, bertukar tempat dengan Atep yang pindah ke sebelah kiri.
Jejen yang memang memiliki kecepatan mampu menjalankan instruksi pelaih dengan baik. Setidaknya, tusukan-tusukan dari sayap kanan yang di babak pertama sama sekali tidak bisa dilakukan Atep bisa dilakukan Jejen. Hasilnya, sebuah gol balasan yang diciptakan Gonzales juga berasal dari sektor kanan, meski assist datang dari Eka Ramdani.
Meski penampilannya dinilai cukup memberikan kontribusi terhadap permainan Persib, secara pribadi Jejen mengaku belum puas. "Ini memang pertandingan debut resmi saya bersama Persib. Meski akhirnya kita bisa menyamakan kedudukan dan membawa pulang satu poin, secara pribadi saya belum puas dengan performa saya," kata gelandang yang musim lalu tampil bersama Persikabo Kab. Bogor di Kompetisi Divisi Utama Liga Indonsia (LI) ini.
Sebagai pemain muda, perasaan tidak cepat puas diri ini patut diacungi jempol. Memang, seperti itulah harusnya sikap pemain muda yang sedang membangun prestasi dan jati diri. "Orang boleh menilai apa pun tentang saya, tapi saya masih harus terus bekerja keras memperbaiki permainan saya. Sekali lagi, saya belum puas dengan penampilan saya," kata gelandang yang sepanjang hidupnya tak pernah makan nasi ini.
Oke, apa pun kata Jejen, waktu 45 menit pada penampilan perdananya bersama "Maung Bandung" bisa menjadi bekal percaya diri untuknya. (endan suhendra/"GM")**
Bobotoh Bisa Menyusul ke Sidoarjo

BANDUNG, TRIBUN - Bagi para bobotoh yang ingin menyaksikan langsung laga kedua Persib Bandung di Liga Super Indonesia (LSI) melawan tuan rumah Deltras Sidoarjo, bisa mengikuti tur ke Sidoarjo yang diselenggarakan Viking. Rencananya, rombongan akan pergi dari Bandung Jumat (1/10) sore sekitar pukul 15.00.
Koordinator tur Sidoarjo Rudi Boseng Rahardian menuturkan, pendaftaran bagi para bobotoh akan dibuka sampai Kamis (30/9). "Pesertanya kami batasi cuma 40 orang. Karena kami pergi menggunakan bus eksekutif, jadi pesertanya tak bisa banyak," tuturnya melalui telepon kepada Tribun, Selasa (28/9).
Rudi menyebutkan biaya untuk mengikuti tur Sidoarjo adalah Rp 300 ribu. Biaya tersebut sudah termasuk tiket untuk menyaksikan pertandingan di Sidoarjo.
Bagi bobotoh yang berminat, bisa mendaftarkan diri di Toko Real Supporter yang ada di Stadion Persib, Jalan Ahmad Yani. "Pendaftaran akan kami tutup besok. Kami akan berangkat Jumat sore pukul 15.00 dan tiba di Sidoarjo diperkirakan Sabtu sore, karena Persib mainnya malam," katanya
Selasa, 28 September 2010
Antarlini Belum Kompak
Faktor komunikasi dan kerja sama antarlini yang belum padu, menjadi penyebab tergelincirnya Persib pada laga perdana melawan Persela Lamongan dalam Djarum Liga Super Indonesia (DLSI) 2010-2011, di Stadion Surajaya, Selasa (28/9). Persib hanya mampu menahan imbang tuan rumah 1-1. Padahal, apabila melihat kualitas individu pemain, Persib seharusnya menang.
Dalam bahasa pelatih, kunci taktik dan strategi itu muncul karena taktik dari unit per unit dalam tim itu saling menyambung. Namun pada pertandingan babak pertama, Persib bermain tanpa taktik yang jelas. "Mereka tidak membangun komunikasi yang baik, sehingga lawan tak mengalami kesulitan dalam menguasai permainan dan beberapa kali mengancam daerah pertahanan Persib," ungkap mantan pemain Persib era 1990-an, Mustika Hadi.
Menurut dia, rangkaian komunikasi tim saat itu kurang padu. Dengan demikian untuk menopang kerja sama tim masih kurang karena komunikasi antarlininya terlihat minim. Ia menilai kerja sama antargelandang, dua stopper dan pemain belakangnya terhadap kiper belum lepas meski kualitas individunya sudah bagus.
Mustika mengatakan, keunggulan tiap individu pemain saat itu jadi percuma, apabila tidak ditopang oleh kerja sama dan komunikasi yang kuat. Pasalnya sepak bola itu merupakan permainan kolektif.
"Saya kira saat itu, masalah demam panggung untuk tim sekelas Persib yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi, tidak perlu terjadi," ucapnya.
Selain itu, Mustika mengatakan, pada awal pertandingan, Persib kurang melakukan sentuhan organisasi. Skema permainannya kurang meningkat. Hal itu menyebabkan Persib begitu mudah kehilangan bola. Lawan dengan leluasa mampu menerobos barisan pertahanan.
Meski demikian, Mustika memuji, pada babak kedua Persib mulai melakukan perubahan. Pelatih Jovo Cuckovic dinilai sudah mulai jeli dengan menggantikan beberapa pemain dan sedikit mengubah taktik sehingga Persib mulai menekan.
"Ada nilai positif ketika pemain muda yang diturunkan pelatih seperti Wildansyah maupun Jejen Zainal Abidin. Mereka berdua memberi kontribusi yang berarti bagi tim saat itu," katanya.
Menurut dia, Wildan merupakan pemain muda cukup matang, dan kini Jejen sebagai pemain debutan, dia punya kontribusi yang siginifikan untuk Persib pada posisi sayap kanan. Jejen tinggal ditambah jam terbangnya karena sumbangsihnya terhadap tim sudah terlihat.
Menurut Mustika, pada pertandingan selanjutnya, Persib sebaiknya kembali menyusun rencana kapan penyerangan dan bertahan yang lebih efektif. Hal tersebut merupakan beban bagi pelatih. Pasalnya lawan Persib selanjutnya yaitu Deltras Sidoarjo merupakan tim promosi yang memiliki motivasi tinggi.
"Contohnya ketika Semen Padang yang merupakan tim baru, mampu menahan imbang Persipura, tim papan atas LSI. Sekali lagi saya tekankan, Persib bisa meraih hasil lebih baik tergantung pada startegi pelatih, bagaimana menangani lawan yang memiliki motivasi tinggi," katanya.
Source: PR
Dalam bahasa pelatih, kunci taktik dan strategi itu muncul karena taktik dari unit per unit dalam tim itu saling menyambung. Namun pada pertandingan babak pertama, Persib bermain tanpa taktik yang jelas. "Mereka tidak membangun komunikasi yang baik, sehingga lawan tak mengalami kesulitan dalam menguasai permainan dan beberapa kali mengancam daerah pertahanan Persib," ungkap mantan pemain Persib era 1990-an, Mustika Hadi.
Menurut dia, rangkaian komunikasi tim saat itu kurang padu. Dengan demikian untuk menopang kerja sama tim masih kurang karena komunikasi antarlininya terlihat minim. Ia menilai kerja sama antargelandang, dua stopper dan pemain belakangnya terhadap kiper belum lepas meski kualitas individunya sudah bagus.
Mustika mengatakan, keunggulan tiap individu pemain saat itu jadi percuma, apabila tidak ditopang oleh kerja sama dan komunikasi yang kuat. Pasalnya sepak bola itu merupakan permainan kolektif.
"Saya kira saat itu, masalah demam panggung untuk tim sekelas Persib yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi, tidak perlu terjadi," ucapnya.
Selain itu, Mustika mengatakan, pada awal pertandingan, Persib kurang melakukan sentuhan organisasi. Skema permainannya kurang meningkat. Hal itu menyebabkan Persib begitu mudah kehilangan bola. Lawan dengan leluasa mampu menerobos barisan pertahanan.
Meski demikian, Mustika memuji, pada babak kedua Persib mulai melakukan perubahan. Pelatih Jovo Cuckovic dinilai sudah mulai jeli dengan menggantikan beberapa pemain dan sedikit mengubah taktik sehingga Persib mulai menekan.
"Ada nilai positif ketika pemain muda yang diturunkan pelatih seperti Wildansyah maupun Jejen Zainal Abidin. Mereka berdua memberi kontribusi yang berarti bagi tim saat itu," katanya.
Menurut dia, Wildan merupakan pemain muda cukup matang, dan kini Jejen sebagai pemain debutan, dia punya kontribusi yang siginifikan untuk Persib pada posisi sayap kanan. Jejen tinggal ditambah jam terbangnya karena sumbangsihnya terhadap tim sudah terlihat.
Menurut Mustika, pada pertandingan selanjutnya, Persib sebaiknya kembali menyusun rencana kapan penyerangan dan bertahan yang lebih efektif. Hal tersebut merupakan beban bagi pelatih. Pasalnya lawan Persib selanjutnya yaitu Deltras Sidoarjo merupakan tim promosi yang memiliki motivasi tinggi.
"Contohnya ketika Semen Padang yang merupakan tim baru, mampu menahan imbang Persipura, tim papan atas LSI. Sekali lagi saya tekankan, Persib bisa meraih hasil lebih baik tergantung pada startegi pelatih, bagaimana menangani lawan yang memiliki motivasi tinggi," katanya.
Source: PR
Sukses Instruksi dari Balik Jeruji

PELATIH anyar Persib Bandung, Jovo Cuckovic terpaksa harus memberikan instruksi kepada para pemainnya dari balik jeruji pagar pembatas lapangan yang berada tepat di belakang bench tim "Maung Bandung". Hal itu terjadi karena status pelatih asal Serbia ini masih dalam proses verifikasi PT Liga Indonesia (LI). Karena belum disahkan, meski sempat masuk dalam daftar susunan pemain dan ofisial tim, menjelang laga namanya dicoret oleh pengawas pertandingan (PP).
Menurut laporan wartawan "GM", Endan Suhendra dan Anwari Januar Mulyana dari Stadion Surajaya Lamongan, Selasa (28/9) petang, begitu wasit Jimmy Napitupulu asal Jakarta meniupkan peluit panjang tanda kick-off dimulai, Jovo langsung "digiring" ke tribun VVIP didampingi seorang ofisial tim. Namun, Jovo hanya bertahan sekitar 30 menit duduk manis sambil mengisap rokoknya di tribun VVIP.
Dalam posisi tertinggal 0-1, Jovo pun memutuskan untuk turun ke pagar pembatas dekat bench Persib. Selanjutnya, dari balik jeruji pagar pembatas itulah, Jovo berkomunikasi dengan asistennya, Robby Darwis, dan pelatih penjaga gawang, Anwar Sanusi, termasuk instruksi pergantian tiga pemain di babak kedua.
Ketika pertama kali Jovo tidak mendampingi timnya di bangku cadangan, "GM" sudah mendapatkan informasi dari Sekretaris Tim Persib, Yudiana, kalau proses verifikasi pelatih pengganti Darko-Daniel Janackovic ini belum tuntas. "Proses verifikasinya belum dikeluarkan PT LI," kata Yudiana lewat pesan singkatnya kepada "GM".
Usai pertandingan, hal tersebut dibenarkan Manajer Persib, H. Umuh Muchtar. "Jovo memang belum bisa mendampingi tim karena ada proses administrasi di PT LI yang belum beres. Mudah-mudahan pada saat melawan Deltras, Jovo sudah bisa mendampingi tim," kata Umuh.
Seperti diketahui, proses pendaftaran Jovo sebagai pelatih kepala Persib memang agak terlambat. Hal ini karena Jovo baru diputuskan menggantikan Janackovic yang kehadirannya tidak diterima pemain di saat-saat akhir menjelang kompetisi bergulir.
Selain Jovo, ada juga beberapa pemain yang proses verifikasinya belum tuntas. Pemain tersebut antara lain Shahril Ishak, Dadang Sudrajat, dan tiga eks pilar Persib U-21, Rendi Saputra, Dias Angga Putra, dan Muhammad Agung Pribadi.
Permainan buruk
Usai pertandingan, Jovo sendiri mengaku sangat tidak puas dengan cara bermain anak asuhnya, terutama di babak pertama. "Ini permainan sepak bola. Tapi, kenapa semua pemain hanya berdiam diri? Seharusnya semua pemain bergerak dan terus bergerak. Ini permainan buruk untuk pertandingan pertama," kata Jovo berapi-api.
Karena menilai permainan anak asuhnya sangat buruk, Jovo merasa bersyukur Persib tidak sampai kalah dalam pertandingan ini. **
Langganan:
Postingan (Atom)