Bobotoh yang tidak memiliki tiket jangan memaksa datang ke Stadion Siliwangi saat Persib berhadapan dengan Persiba Balikpapan, Sabtu (16/10). Pihak Polrestabes Bandung mengizinkan pertandingan tersebut disaksikan oleh penonton. Pertandingan akan disiarkan langsung antv pukul 19.00 WIB.
Pada Kamis (14/10) malam di Polrestabes, diadakan pertemuan antara panpel dan pihak keamanan membahas teknis pengamanan pertandingan Persib melawan Persiba. Dari pihak Persib, hadir Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, H. Umuh Muchtar, Sekretaris Panpel Budhi Bram Rachman, Yudiansyah. Kemudian Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Jaya Subriyanto, dll.
Sebelumnya, sempat muncul wacana pertandingan Persib melawan Persiba tanpa penonton. Alasannya karena pada hari tersebut bertepatan dengan pelaksanaan perayaan HUT Kota Bandung Ke-200.
Berdasarkan hasil rapat tersebut, bobotoh diminta untuk ikut menjaga ketertiban dan bagi yang tidak memiliki tiket jangan memaksa datang ke stadion. Panpel juga telah menyiapkan tempat acara nonton bareng di beberapa titik seperti Stadion Persib dan di Alun-alun Ujungberung.
Bram mengatakan, pihak panitia akan membuka loket pemesanan tiket di Stadion Siliwangi Bandung, Jumat (15/10), pada pukul 9.00 WIB. Bukti pemesanan akan ditukar di loket stadion pada hari pertandingan, Sabtu (16/10).
Kamis, 14 Oktober 2010
Sabtu, 09 Oktober 2010
Persib Tetap Belum Kompak
STD. SILIWANGI, (GM).- Persib Bandung memang mencatat kemenangan besar 8-0 (6-0) atas Palber pada pertandingan uji coba di Stadion Siliwangi Bandung, Sabtu (9/10). Namun, kemenangan besar tersebut lebih disebabkan keunggulan kualitas individu para pemainnya, ketimbang hasil sebuah kerjasama tim yang baik.
Masih tetap belum kompaknya penampilan para pemain Persib tersebut diakui Jovo Cuckovic.
"Pada pertandingan hari ini (kemarin, red), saya masih belum melihat terjalinnya kerjasama yang baik. Komunikasi dan konsentrasi pun masih sangat kurang," kata Jovo usai pertandingan yang berlangsung 75 menit tersebut.
Karena itu, Jovo mengaku sangat tidak puas dengan laga uji coba satu-satunya menjelang pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 melawan Persiba Balikpapan di Stadion Siliwangi, 16 Oktober mendatang.
Apalagi dalam pertandingan ini, Jovo harus kehilangan 6 pemain kuncinya. Selain Markus Horison Rihihina, Maman Abdurahman, Nova Arianto dan Atep yang bergabung dengan tim nasional, Eka Ramdani dan Cristian Gonzales pun masih absen. (B.82).
Masih tetap belum kompaknya penampilan para pemain Persib tersebut diakui Jovo Cuckovic.
"Pada pertandingan hari ini (kemarin, red), saya masih belum melihat terjalinnya kerjasama yang baik. Komunikasi dan konsentrasi pun masih sangat kurang," kata Jovo usai pertandingan yang berlangsung 75 menit tersebut.
Karena itu, Jovo mengaku sangat tidak puas dengan laga uji coba satu-satunya menjelang pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 melawan Persiba Balikpapan di Stadion Siliwangi, 16 Oktober mendatang.
Apalagi dalam pertandingan ini, Jovo harus kehilangan 6 pemain kuncinya. Selain Markus Horison Rihihina, Maman Abdurahman, Nova Arianto dan Atep yang bergabung dengan tim nasional, Eka Ramdani dan Cristian Gonzales pun masih absen. (B.82).
Selasa, 05 Oktober 2010
Perang Sudah Dimulai, Jovo!
DALAM beberapa kesempatan berbincang dengan wartawan, khususnya ketika berada di Sidoarjo, pelatih Persib Bandung, Jovo Cuckovic kerap mengeluhkan buruknya teknik dasar bermain sepak bola para pemainnya. Menurutnya, hal itu lebih dikarenakan di Indonesia tidak banyak akademi sepak bola yang mengajarkan cara bermain sepak bola yang baik dan benar.
Atas dasar identifikasi awal persoalan sepak bola Indonesia itu, sejak dipercaya menangani Persib, termasuk ketika masih berstatus sebagai asisten pelatih Darko-Daniel Janackovic, Jovo lebih fokus membenahi teknik dasar para pemainnya, seperti passing, dribling, reiceving, keeping, heading, dan kicking.
Hampir dalam setiap program latihan yang dilakukannya, perbaikan teknik dasar itu menjadi menu utamanya. Kalaupun ada game internal, pelatih asal Serbia tersebut kerap menghentikannya, lantaran masih banyak pemain yang melakukan kesalahan. "Repetisi (pengulangan, red), secara bertahap akan memperbaiki teknik dasar para pemain," katanya.
Hasil identifikasi dan analisa Jovo tentang persoalan besar sepak bola di Indonesia sebenarnya tidak salah. Program latihan untuk membenahi kelemahan para pemainnya itu pun tidak salah. Hanya saja, Jovo tetap perlu diingatkan agar ia tidak terlalu asyik dengan program pembenahan teknik dasar bermain bola itu. Sebab, sekarang ini Persib sudah masuk ke medan pertempuran.
"Rasanya, sangat sulit bisa memperbaiki teknik dasar para pemain senior yang memang teknik dasarnya cuma segitu-gitunya. Yang dibutuhkan Persib sekarang adalah kemenangan. Jadi, Jovo harus mengutamakan program latihan strategi dan taktik untuk memenangkan pertandingan," kata salah seorang rekan wartawan, mengomentari kekalahan telak 1-4 Persib dari Deltras Sidoarjo.
Selain taktik dan strategi, yang paling mendesak dilakukan Jovo sekarang adalah memadukan permainan anak asuhnya yang sama sekali belum terlihat dalam dua laga pembuka. "Tak pernah lengkapnya pemain dalam latihan dan tidak banyaknya uji coba menjadi masalah besar untuk membangun kekompakkan tim," kata Jovo.
Dalih Jovo, yang menyebutkan hal itu sulit dilakukan karena Persib minim pertandingan uji coba di masa persiapan dan tidak pernah utuhnya pemain mengikuti progran latihan karena ada lima pemain yang bolak-balik ke tim nasional, sebenarnya bisa diterima dan dimengerti. Tapi hal itu tidak boleh membuatnya kehilangan akal untuk membangun tim yang padu dengan memaksimalkan pemain yang ada. Toh, lima pemain yang dipanggil tim nasional tidak selamanya berada di pelatnas.
Selain kekompakan dan belum padunya permainan, persoalan lain yang menjadi pekerjaan rumah buat Jovo adalah tidak primanya stamina pemain untuk bermain konsisten sepanjang 90 menit. Hal itu secara tersirat diungkapkan asisten pelatih Robby Darwis.
"Makanya, mulai besok (hari ini, red), kita akan programkan latihan peningkatan kualitas fisik pada sesi latihan pagi," katanya. (endan suhendra/"GM")**
Atas dasar identifikasi awal persoalan sepak bola Indonesia itu, sejak dipercaya menangani Persib, termasuk ketika masih berstatus sebagai asisten pelatih Darko-Daniel Janackovic, Jovo lebih fokus membenahi teknik dasar para pemainnya, seperti passing, dribling, reiceving, keeping, heading, dan kicking.
Hampir dalam setiap program latihan yang dilakukannya, perbaikan teknik dasar itu menjadi menu utamanya. Kalaupun ada game internal, pelatih asal Serbia tersebut kerap menghentikannya, lantaran masih banyak pemain yang melakukan kesalahan. "Repetisi (pengulangan, red), secara bertahap akan memperbaiki teknik dasar para pemain," katanya.
Hasil identifikasi dan analisa Jovo tentang persoalan besar sepak bola di Indonesia sebenarnya tidak salah. Program latihan untuk membenahi kelemahan para pemainnya itu pun tidak salah. Hanya saja, Jovo tetap perlu diingatkan agar ia tidak terlalu asyik dengan program pembenahan teknik dasar bermain bola itu. Sebab, sekarang ini Persib sudah masuk ke medan pertempuran.
"Rasanya, sangat sulit bisa memperbaiki teknik dasar para pemain senior yang memang teknik dasarnya cuma segitu-gitunya. Yang dibutuhkan Persib sekarang adalah kemenangan. Jadi, Jovo harus mengutamakan program latihan strategi dan taktik untuk memenangkan pertandingan," kata salah seorang rekan wartawan, mengomentari kekalahan telak 1-4 Persib dari Deltras Sidoarjo.
Selain taktik dan strategi, yang paling mendesak dilakukan Jovo sekarang adalah memadukan permainan anak asuhnya yang sama sekali belum terlihat dalam dua laga pembuka. "Tak pernah lengkapnya pemain dalam latihan dan tidak banyaknya uji coba menjadi masalah besar untuk membangun kekompakkan tim," kata Jovo.
Dalih Jovo, yang menyebutkan hal itu sulit dilakukan karena Persib minim pertandingan uji coba di masa persiapan dan tidak pernah utuhnya pemain mengikuti progran latihan karena ada lima pemain yang bolak-balik ke tim nasional, sebenarnya bisa diterima dan dimengerti. Tapi hal itu tidak boleh membuatnya kehilangan akal untuk membangun tim yang padu dengan memaksimalkan pemain yang ada. Toh, lima pemain yang dipanggil tim nasional tidak selamanya berada di pelatnas.
Selain kekompakan dan belum padunya permainan, persoalan lain yang menjadi pekerjaan rumah buat Jovo adalah tidak primanya stamina pemain untuk bermain konsisten sepanjang 90 menit. Hal itu secara tersirat diungkapkan asisten pelatih Robby Darwis.
"Makanya, mulai besok (hari ini, red), kita akan programkan latihan peningkatan kualitas fisik pada sesi latihan pagi," katanya. (endan suhendra/"GM")**
Persib Hadapi Masalah Besar
STD. SILIWANGI,(GM)-
Pelatih Persib Bandung, Jovo Cuckovic tetap menghadapi masalah besar dalam mempersiapkan timnya menghadapi dua laga kandang di Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 melawan Persiba Balikpapan (Sabtu, 16/10) dan PSM Makassar (Sabtu, 23/10) mendatang. Masalah besar yang diakui pelatih asal Serbia itu adalah kekompakan tim yang sulit dibentuk karena program latihan selalu tidak diikuti oleh semua pemain.
"Lima pemain memperkuat tim nasional, buat saya itu masalah besar. Saya sulit menyatukan tim. Supaya bisa bermain kompak, kami butuh latihan bersama," kata Jovo, usai memimpin sesi latihan sore di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (5/10).
Pada sesi latihan pertama sekembali dari Sidoarjo, hanya 17 dari 24 pemain yang mengikuti latihan. Tujuh pemain yang absen latihan adalah Markus Horison Rihihina, Nova Arianto, Maman Abdurahman dan Atep karena bergabung dengan tim nasional yang akan menghadapi pertandingan persahabatan internasional melawan Uruguay, Jumat (8/10) dan Maladewa (Selasa, 12/10), Eka Ramdani (cedera engkel), Gilang Angga Kusumah (terserang diare), dan Rachmat Afandi (izin).
Jovo menyadari, persoalan tidak pernah lengkapnya pemain dalam setiap program latihan bukan hanya terjadi saat ini saja, melainkan sejak masa persiapan Persib menghadapi LSI 2010/2011. Karena itu, Jovo melihat, belum kompaknya permainan anak asuhnya tergambar jelas dalam dua laga yang sudah dimainkan, yaitu ketika menghadapi Persela Lamongan (28/9) dan Deltras Sidoarjo (2/10).
Karena cukup banyak pemain yang dipanggil tim nasional, Jovo pun masih mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya pertandingan uji coba sebelum memainkan dua laga kandang. "Kita bisa saja melakukan pertandingan uji coba, tapi tetap masalah karena lima pemain kita di tim nasional," ujar pelatih berusia 61 tahun ini.
Terus berbenah
Kendati menyadari ada masalah besar yang dihadapinya, Jovo berjanji untuk terus membenahi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam dua laga sebelumnya. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukannya, kekurangan-kekurangan tersebut menyangkut masalah konsentrasi, komunikasi pemain, dan buruknya passing pemain.
"Tidak ada konsentrasi, tidak ada komunikasi dan passing tidak bagus. Sebenarnya, kesalahan itu normal saja dilakukan pemain. Tapi, saya harus membenahinya," katanya.
Karena itu, pada sesi latihan sore kemarin, program utama yang diberikan Jovo adalah akurasi passing yang dilakukan penuh konsentrasi oleh para pemain. Jika pemain ada yang melakukan tidak serius, Jovo tidak segan-segan untuk menegurnya
Pelatih Persib Bandung, Jovo Cuckovic tetap menghadapi masalah besar dalam mempersiapkan timnya menghadapi dua laga kandang di Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011 melawan Persiba Balikpapan (Sabtu, 16/10) dan PSM Makassar (Sabtu, 23/10) mendatang. Masalah besar yang diakui pelatih asal Serbia itu adalah kekompakan tim yang sulit dibentuk karena program latihan selalu tidak diikuti oleh semua pemain.
"Lima pemain memperkuat tim nasional, buat saya itu masalah besar. Saya sulit menyatukan tim. Supaya bisa bermain kompak, kami butuh latihan bersama," kata Jovo, usai memimpin sesi latihan sore di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (5/10).
Pada sesi latihan pertama sekembali dari Sidoarjo, hanya 17 dari 24 pemain yang mengikuti latihan. Tujuh pemain yang absen latihan adalah Markus Horison Rihihina, Nova Arianto, Maman Abdurahman dan Atep karena bergabung dengan tim nasional yang akan menghadapi pertandingan persahabatan internasional melawan Uruguay, Jumat (8/10) dan Maladewa (Selasa, 12/10), Eka Ramdani (cedera engkel), Gilang Angga Kusumah (terserang diare), dan Rachmat Afandi (izin).
Jovo menyadari, persoalan tidak pernah lengkapnya pemain dalam setiap program latihan bukan hanya terjadi saat ini saja, melainkan sejak masa persiapan Persib menghadapi LSI 2010/2011. Karena itu, Jovo melihat, belum kompaknya permainan anak asuhnya tergambar jelas dalam dua laga yang sudah dimainkan, yaitu ketika menghadapi Persela Lamongan (28/9) dan Deltras Sidoarjo (2/10).
Karena cukup banyak pemain yang dipanggil tim nasional, Jovo pun masih mempertimbangkan kemungkinan dilakukannya pertandingan uji coba sebelum memainkan dua laga kandang. "Kita bisa saja melakukan pertandingan uji coba, tapi tetap masalah karena lima pemain kita di tim nasional," ujar pelatih berusia 61 tahun ini.
Terus berbenah
Kendati menyadari ada masalah besar yang dihadapinya, Jovo berjanji untuk terus membenahi berbagai kekurangan yang ditemukan dalam dua laga sebelumnya. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukannya, kekurangan-kekurangan tersebut menyangkut masalah konsentrasi, komunikasi pemain, dan buruknya passing pemain.
"Tidak ada konsentrasi, tidak ada komunikasi dan passing tidak bagus. Sebenarnya, kesalahan itu normal saja dilakukan pemain. Tapi, saya harus membenahinya," katanya.
Karena itu, pada sesi latihan sore kemarin, program utama yang diberikan Jovo adalah akurasi passing yang dilakukan penuh konsentrasi oleh para pemain. Jika pemain ada yang melakukan tidak serius, Jovo tidak segan-segan untuk menegurnya
Minggu, 03 Oktober 2010
Jumat, 01 Oktober 2010
Persib Ingin Ciptakan Gol Cepat
Persib akan berusaha menciptakan gol lebih cepat agar bisa mengendalikan permainan saat melawan Deltras pada laga tandang kedua Djarum Liga Super Indonesia (DLSI) 2010-2011, di Stadion Delta Sidoarjo, Sabtu (2/10). Hasil seri 1-1 yang diraih saat menghadapi Persela Lamongan, Selasa (28/9) lalu, menjadi salah satu modal skuad "Pangeran Biru" untuk bisa menampilkan performa terbaik mereka.
Optimisme ditunjukkan Pelatih Persib Jovo Cuckovic. Pelatih asal Serbia itu mengakui ada sejumlah masalah di dalam tubuh Persib, seperti konsentrasi dan disiplin di setiap lini. Namun, dia yakin anak asuhannya dapat mengatasi permainan Deltras.
"Dengan waktu yang singkat ini, saya berusaha keras mematangkan komposisi yang saya rencanakan. Kami sama-sama optimistis untuk bisa menang," ujar Jovo kepada para wartawan, termasuk wartawan Pikiran Rakyat Windy Eka Pramudya dan Andri Gurnita, Jumat (1/10).
Pada sesi uji coba lapangan di Stadion Delta Sidoarjo, Jumat (1/10), Pelatih Jovo mencoba memasang komposisi pemain 4-4-2. Jovo mencoba untuk memasang Shahril Ishak di lini tengah bersama Eka Ramdani, Hariono, dan Atep. Jovo juga menajamkan duet lini depan, Cristian Gonzales dan Pablo Frances. Sementara itu, penjaga barisan belakang tetap dipercayakan kepada Isnan Ali, Nova Arianto, Maman Abdurahman, dan Baihakki Khaizan.
Asisten Pelatih Persib Robby Darwis mengatakan, Pelatih Jovo sudah mengevaluasi Deltras dan mengambil kesimpulan bahwa Persib harus mempertajam lini depan untuk meredam agresivitas "The Lobster".
Menurut Robby, harus diakui para pemain Persib masih minim koordinasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan waktu latihan serta berkumpul yang sebentar. Namun, pelatih dan pemain sudah membenahi hal ini. Mereka juga tidak boleh memandang remeh Deltras yang merupakan tim promosi dari Divisi Utama.
"Kami menargetkan bisa mencetak gol pada menit-menit awal. Hal ini sebagai upaya untuk mengendalikan permainan. Karakter permainan Deltras adalah memberikan pressing sejak awal, ini yang harus dihindari," kata Robby.
Berdasarkan catatan DLSI musim 2008-2009, Persib memiliki torehan yang bagus atas Deltras. Skuad "Maung Bandung" menang 2-0 saat tandang ke Stadion Delta Sidoarjo, dan kembali menang 6-1 saat menjadi tuan rumah di Bandung.
Dari kubu "The Lobster", Pelatih Mustaqim mengungkapkan, kemenangan telak 3-1 atas Sriwijaya FC menjadi indikasi anak asuhnya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dia juga senang, karena para pemainnya cukup disiplin berada di posisinya.
"Anak-anak punya motivasi lebih untuk mengalahkan tim sekelas Persib. Pasti ada gengsi tersendiri jika bisa mengalahkan Persib," tuturnya.
Mustaqim mengaku, lini tengahnya masih harus dibenahi karena masih sering terjadi celah sehingga mudah ditembus. Dia mewaspadai ketajaman Cristian Gonzales mencetak gol, serta suplai bola kepada penyerang asal Uruguay itu.
"Saya memprioritaskan Marcio Souza untuk menangani bola-bola mati. Duet Marcio dengan Cristiano Lopez untuk saat ini menjadi tumpuan saya. Makanya saya agak khawatir dengan cedera ringan ankle kiri Lopez," katanya. Mustaqim menargetkan timnya dapat kembali mendulang tiga poin seperti saat mengalahkan Sriwijaya FC.
Optimisme ditunjukkan Pelatih Persib Jovo Cuckovic. Pelatih asal Serbia itu mengakui ada sejumlah masalah di dalam tubuh Persib, seperti konsentrasi dan disiplin di setiap lini. Namun, dia yakin anak asuhannya dapat mengatasi permainan Deltras.
"Dengan waktu yang singkat ini, saya berusaha keras mematangkan komposisi yang saya rencanakan. Kami sama-sama optimistis untuk bisa menang," ujar Jovo kepada para wartawan, termasuk wartawan Pikiran Rakyat Windy Eka Pramudya dan Andri Gurnita, Jumat (1/10).
Pada sesi uji coba lapangan di Stadion Delta Sidoarjo, Jumat (1/10), Pelatih Jovo mencoba memasang komposisi pemain 4-4-2. Jovo mencoba untuk memasang Shahril Ishak di lini tengah bersama Eka Ramdani, Hariono, dan Atep. Jovo juga menajamkan duet lini depan, Cristian Gonzales dan Pablo Frances. Sementara itu, penjaga barisan belakang tetap dipercayakan kepada Isnan Ali, Nova Arianto, Maman Abdurahman, dan Baihakki Khaizan.
Asisten Pelatih Persib Robby Darwis mengatakan, Pelatih Jovo sudah mengevaluasi Deltras dan mengambil kesimpulan bahwa Persib harus mempertajam lini depan untuk meredam agresivitas "The Lobster".
Menurut Robby, harus diakui para pemain Persib masih minim koordinasi dan komunikasi. Hal ini disebabkan waktu latihan serta berkumpul yang sebentar. Namun, pelatih dan pemain sudah membenahi hal ini. Mereka juga tidak boleh memandang remeh Deltras yang merupakan tim promosi dari Divisi Utama.
"Kami menargetkan bisa mencetak gol pada menit-menit awal. Hal ini sebagai upaya untuk mengendalikan permainan. Karakter permainan Deltras adalah memberikan pressing sejak awal, ini yang harus dihindari," kata Robby.
Berdasarkan catatan DLSI musim 2008-2009, Persib memiliki torehan yang bagus atas Deltras. Skuad "Maung Bandung" menang 2-0 saat tandang ke Stadion Delta Sidoarjo, dan kembali menang 6-1 saat menjadi tuan rumah di Bandung.
Dari kubu "The Lobster", Pelatih Mustaqim mengungkapkan, kemenangan telak 3-1 atas Sriwijaya FC menjadi indikasi anak asuhnya sudah tahu apa yang harus dilakukan. Dia juga senang, karena para pemainnya cukup disiplin berada di posisinya.
"Anak-anak punya motivasi lebih untuk mengalahkan tim sekelas Persib. Pasti ada gengsi tersendiri jika bisa mengalahkan Persib," tuturnya.
Mustaqim mengaku, lini tengahnya masih harus dibenahi karena masih sering terjadi celah sehingga mudah ditembus. Dia mewaspadai ketajaman Cristian Gonzales mencetak gol, serta suplai bola kepada penyerang asal Uruguay itu.
"Saya memprioritaskan Marcio Souza untuk menangani bola-bola mati. Duet Marcio dengan Cristiano Lopez untuk saat ini menjadi tumpuan saya. Makanya saya agak khawatir dengan cedera ringan ankle kiri Lopez," katanya. Mustaqim menargetkan timnya dapat kembali mendulang tiga poin seperti saat mengalahkan Sriwijaya FC.
Tak Keberatan Dipanggil "Abah"
PADA awalnya, Jovo Cuckovic datang ke Persib Bandung dengan status sebagai asisten pelatih Darko-Daniel Janackovic. Jovo pun datang ke Bandung atas rekomendasi pelatih asal Prancis berdarah Serbia tersebut.
Tapi hanya sepekan menjelang kompetisi bergulir, Janackovic berseteru dengan para pemain pada masa pemusatan latihan di Cirebon. Akibatnya ia pun terdepak dari posisinya sebagai pelatih kepala. Meski sempat "mengungsi" bersama Janackovic ke Jakarta, Jovo akhirnya kembali ke Bandung setelah manajemen klub Persib memutuskannya menjadi pelatih pengganti.
Berbeda dengan Janackovic, kehadiran Jovo cukup diterima pemain. Meski dalam memimpin latihan tergolong keras, Jovo dinilai lebih komunikatif dengan para pemain dan ofisial tim Persib. Ia juga disukai karena punya sense of humor.
Meskipun demikian, pribadi Jovo tetaplah misterius. Tidak banyak yang tahu tentang latar belakang dan karier kepelatihannya. Bahkan ketika dipercaya menjadi pelatih kepala Persib, banyak yang meragukan lisensi kepelatihannya.
Misteri tersebut akhirnya sedikit terkuak di Sidoarjo. Dalam sebuah perbincangan santai di lobi Hotel The Sun, Jln. Pahlawan No. 1 Sidoarjo, Kamis (30/9), pelatih berusia 61 tahun ini sedikit membuka latar belakang kehidupannya.
"Saya lahir di sebuah kota kecil di Kroasia. Waktu itu, negara-negara seperti Kroasia, Serbia, Bosnia-Herzegovina, dan Montenegro masih bersatu di bawah bendera Yugoslavia," tutur pria kelahiran Sisak (Kroasia), 19 Juli 1949 ini. "Meski lahir di Kroasia, sekarang saya warga negara Serbia," tambahnya.
Di Serbia, Jovo memiliki seorang istri, dua orang anak, dan seorang cucu. Karena itu, ketika "GM" bertanya apakah tidak keberatan jika banyak bobotoh memanggilnya dengan sebutan "abah" atau kakek, Jovo mengatakan tidak ada masalah. "No problem. Saya memang punya seorang cucu di Serbia," jawabnya sambil tertawa.
Soal latar belakang kariernya, Jovo menegaskan, dirinya sudah 25 tahun menjadi seorang pelatih. "Usia kamu sekarang berapa? Saya sudah jadi pelatih selama 25 tahun. Mungkin, karier pelatih saya sudah seumur hidup kamu," katanya sambil menanyakan usia salah seorang rekan wartawan yang turut dalam perbincangan santai tersebut.
Menurut pengakuannya, banyak klub di Serbia dan dataran Eropa lainnya yang sudah ia tangani dan diantarkannya menjadi juara. Tapi seperti diakuinya, ia lebih banyak menangani tim-tim akademi dan junior. "Banyak klub yang jadi juara. Saya juga sudah banyak mencetak pemain bagus dari Serbia," ujarnya.
Karena latar belakangnya lebih banyak menjadi pelatih tim junior, tak heran kalau dalam program latihan yang diberikannya kepada para pemain Persib, Jovo lebih menekankan faktor mental dan teknik dasar. "Persoalan terbesar pemain sepak bola di Indonesia adalah soal mental, konsentrasi, dan teknik dasar yang tidak bagus. Mungkin ini karena tidak ada akademi sepak bola yang bagus," tuturnya. (endan suhendra/"GM")**
Tapi hanya sepekan menjelang kompetisi bergulir, Janackovic berseteru dengan para pemain pada masa pemusatan latihan di Cirebon. Akibatnya ia pun terdepak dari posisinya sebagai pelatih kepala. Meski sempat "mengungsi" bersama Janackovic ke Jakarta, Jovo akhirnya kembali ke Bandung setelah manajemen klub Persib memutuskannya menjadi pelatih pengganti.
Berbeda dengan Janackovic, kehadiran Jovo cukup diterima pemain. Meski dalam memimpin latihan tergolong keras, Jovo dinilai lebih komunikatif dengan para pemain dan ofisial tim Persib. Ia juga disukai karena punya sense of humor.
Meskipun demikian, pribadi Jovo tetaplah misterius. Tidak banyak yang tahu tentang latar belakang dan karier kepelatihannya. Bahkan ketika dipercaya menjadi pelatih kepala Persib, banyak yang meragukan lisensi kepelatihannya.
Misteri tersebut akhirnya sedikit terkuak di Sidoarjo. Dalam sebuah perbincangan santai di lobi Hotel The Sun, Jln. Pahlawan No. 1 Sidoarjo, Kamis (30/9), pelatih berusia 61 tahun ini sedikit membuka latar belakang kehidupannya.
"Saya lahir di sebuah kota kecil di Kroasia. Waktu itu, negara-negara seperti Kroasia, Serbia, Bosnia-Herzegovina, dan Montenegro masih bersatu di bawah bendera Yugoslavia," tutur pria kelahiran Sisak (Kroasia), 19 Juli 1949 ini. "Meski lahir di Kroasia, sekarang saya warga negara Serbia," tambahnya.
Di Serbia, Jovo memiliki seorang istri, dua orang anak, dan seorang cucu. Karena itu, ketika "GM" bertanya apakah tidak keberatan jika banyak bobotoh memanggilnya dengan sebutan "abah" atau kakek, Jovo mengatakan tidak ada masalah. "No problem. Saya memang punya seorang cucu di Serbia," jawabnya sambil tertawa.
Soal latar belakang kariernya, Jovo menegaskan, dirinya sudah 25 tahun menjadi seorang pelatih. "Usia kamu sekarang berapa? Saya sudah jadi pelatih selama 25 tahun. Mungkin, karier pelatih saya sudah seumur hidup kamu," katanya sambil menanyakan usia salah seorang rekan wartawan yang turut dalam perbincangan santai tersebut.
Menurut pengakuannya, banyak klub di Serbia dan dataran Eropa lainnya yang sudah ia tangani dan diantarkannya menjadi juara. Tapi seperti diakuinya, ia lebih banyak menangani tim-tim akademi dan junior. "Banyak klub yang jadi juara. Saya juga sudah banyak mencetak pemain bagus dari Serbia," ujarnya.
Karena latar belakangnya lebih banyak menjadi pelatih tim junior, tak heran kalau dalam program latihan yang diberikannya kepada para pemain Persib, Jovo lebih menekankan faktor mental dan teknik dasar. "Persoalan terbesar pemain sepak bola di Indonesia adalah soal mental, konsentrasi, dan teknik dasar yang tidak bagus. Mungkin ini karena tidak ada akademi sepak bola yang bagus," tuturnya. (endan suhendra/"GM")**
Langganan:
Postingan (Atom)