Faktor komunikasi dan kerja sama antarlini yang belum padu, menjadi penyebab tergelincirnya Persib pada laga perdana melawan Persela Lamongan dalam Djarum Liga Super Indonesia (DLSI) 2010-2011, di Stadion Surajaya, Selasa (28/9). Persib hanya mampu menahan imbang tuan rumah 1-1. Padahal, apabila melihat kualitas individu pemain, Persib seharusnya menang.
Dalam bahasa pelatih, kunci taktik dan strategi itu muncul karena taktik dari unit per unit dalam tim itu saling menyambung. Namun pada pertandingan babak pertama, Persib bermain tanpa taktik yang jelas. "Mereka tidak membangun komunikasi yang baik, sehingga lawan tak mengalami kesulitan dalam menguasai permainan dan beberapa kali mengancam daerah pertahanan Persib," ungkap mantan pemain Persib era 1990-an, Mustika Hadi.
Menurut dia, rangkaian komunikasi tim saat itu kurang padu. Dengan demikian untuk menopang kerja sama tim masih kurang karena komunikasi antarlininya terlihat minim. Ia menilai kerja sama antargelandang, dua stopper dan pemain belakangnya terhadap kiper belum lepas meski kualitas individunya sudah bagus.
Mustika mengatakan, keunggulan tiap individu pemain saat itu jadi percuma, apabila tidak ditopang oleh kerja sama dan komunikasi yang kuat. Pasalnya sepak bola itu merupakan permainan kolektif.
"Saya kira saat itu, masalah demam panggung untuk tim sekelas Persib yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup tinggi, tidak perlu terjadi," ucapnya.
Selain itu, Mustika mengatakan, pada awal pertandingan, Persib kurang melakukan sentuhan organisasi. Skema permainannya kurang meningkat. Hal itu menyebabkan Persib begitu mudah kehilangan bola. Lawan dengan leluasa mampu menerobos barisan pertahanan.
Meski demikian, Mustika memuji, pada babak kedua Persib mulai melakukan perubahan. Pelatih Jovo Cuckovic dinilai sudah mulai jeli dengan menggantikan beberapa pemain dan sedikit mengubah taktik sehingga Persib mulai menekan.
"Ada nilai positif ketika pemain muda yang diturunkan pelatih seperti Wildansyah maupun Jejen Zainal Abidin. Mereka berdua memberi kontribusi yang berarti bagi tim saat itu," katanya.
Menurut dia, Wildan merupakan pemain muda cukup matang, dan kini Jejen sebagai pemain debutan, dia punya kontribusi yang siginifikan untuk Persib pada posisi sayap kanan. Jejen tinggal ditambah jam terbangnya karena sumbangsihnya terhadap tim sudah terlihat.
Menurut Mustika, pada pertandingan selanjutnya, Persib sebaiknya kembali menyusun rencana kapan penyerangan dan bertahan yang lebih efektif. Hal tersebut merupakan beban bagi pelatih. Pasalnya lawan Persib selanjutnya yaitu Deltras Sidoarjo merupakan tim promosi yang memiliki motivasi tinggi.
"Contohnya ketika Semen Padang yang merupakan tim baru, mampu menahan imbang Persipura, tim papan atas LSI. Sekali lagi saya tekankan, Persib bisa meraih hasil lebih baik tergantung pada startegi pelatih, bagaimana menangani lawan yang memiliki motivasi tinggi," katanya.
Source: PR
Selasa, 28 September 2010
Sukses Instruksi dari Balik Jeruji

PELATIH anyar Persib Bandung, Jovo Cuckovic terpaksa harus memberikan instruksi kepada para pemainnya dari balik jeruji pagar pembatas lapangan yang berada tepat di belakang bench tim "Maung Bandung". Hal itu terjadi karena status pelatih asal Serbia ini masih dalam proses verifikasi PT Liga Indonesia (LI). Karena belum disahkan, meski sempat masuk dalam daftar susunan pemain dan ofisial tim, menjelang laga namanya dicoret oleh pengawas pertandingan (PP).
Menurut laporan wartawan "GM", Endan Suhendra dan Anwari Januar Mulyana dari Stadion Surajaya Lamongan, Selasa (28/9) petang, begitu wasit Jimmy Napitupulu asal Jakarta meniupkan peluit panjang tanda kick-off dimulai, Jovo langsung "digiring" ke tribun VVIP didampingi seorang ofisial tim. Namun, Jovo hanya bertahan sekitar 30 menit duduk manis sambil mengisap rokoknya di tribun VVIP.
Dalam posisi tertinggal 0-1, Jovo pun memutuskan untuk turun ke pagar pembatas dekat bench Persib. Selanjutnya, dari balik jeruji pagar pembatas itulah, Jovo berkomunikasi dengan asistennya, Robby Darwis, dan pelatih penjaga gawang, Anwar Sanusi, termasuk instruksi pergantian tiga pemain di babak kedua.
Ketika pertama kali Jovo tidak mendampingi timnya di bangku cadangan, "GM" sudah mendapatkan informasi dari Sekretaris Tim Persib, Yudiana, kalau proses verifikasi pelatih pengganti Darko-Daniel Janackovic ini belum tuntas. "Proses verifikasinya belum dikeluarkan PT LI," kata Yudiana lewat pesan singkatnya kepada "GM".
Usai pertandingan, hal tersebut dibenarkan Manajer Persib, H. Umuh Muchtar. "Jovo memang belum bisa mendampingi tim karena ada proses administrasi di PT LI yang belum beres. Mudah-mudahan pada saat melawan Deltras, Jovo sudah bisa mendampingi tim," kata Umuh.
Seperti diketahui, proses pendaftaran Jovo sebagai pelatih kepala Persib memang agak terlambat. Hal ini karena Jovo baru diputuskan menggantikan Janackovic yang kehadirannya tidak diterima pemain di saat-saat akhir menjelang kompetisi bergulir.
Selain Jovo, ada juga beberapa pemain yang proses verifikasinya belum tuntas. Pemain tersebut antara lain Shahril Ishak, Dadang Sudrajat, dan tiga eks pilar Persib U-21, Rendi Saputra, Dias Angga Putra, dan Muhammad Agung Pribadi.
Permainan buruk
Usai pertandingan, Jovo sendiri mengaku sangat tidak puas dengan cara bermain anak asuhnya, terutama di babak pertama. "Ini permainan sepak bola. Tapi, kenapa semua pemain hanya berdiam diri? Seharusnya semua pemain bergerak dan terus bergerak. Ini permainan buruk untuk pertandingan pertama," kata Jovo berapi-api.
Karena menilai permainan anak asuhnya sangat buruk, Jovo merasa bersyukur Persib tidak sampai kalah dalam pertandingan ini. **
Langganan:
Postingan (Atom)